DEPOK- Indonesia Fundraising Award 2022 saat ini sedang dalam tahap penjurian pemenang. Ketua Dewan Juri IFA Award 2022, Ahmad Juwaini mengatakan, pihaknya mengapresiasi penyelenggaraan ini, karena ini adalah penyelenggaraan tahun yang ke 3.
“Ini menunjukkan bahwa Institut Fundraising Indonesia (IFI), konsisten menyelenggarakan kegiatan ini. Pada tahun ini, penyelenggaraannya juga semakin berkembang. Peserta semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari stakeholder terkait. Sekaligus menunjukkan bahwa IFI telah berusaha mengembangkan terus kegiatan ini dari waktu ke waktu menjadi semakin lebih baik,”ujar Ahmad.
Menurutnya, mengenai penjurian, ia melihat bahwa pelaksanaan dilakukan dengan sangat baik. Dilakukan dengan independen melibatkan berbagai dewan juri yang memiliki latar belakang beragam dan memiliki concern dan komitmen, serta kompetensi untuk menilai berbagai perkembangan, keahlian dan berbagai Inovasi di bidang fundraising.
“Mudah mudahan hasilnya juga akan semakin lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,”ujar Ahmad.
Anggota juri IFA Award 2022, Iqbal Setyarso mengatakan, dari penentuan nominee, IFA sungguh-sungguh memilih para jurinya, mencerminkan kesungguhan menjaga kualitas penjurian yang pada gilirannya menjadi penentu bobot IFA itu sendiri.
“Publikpun akan menjadikan IFA tolok ukur preferensi, dan pihak yang lolos penilaian dewan juri akan memiliki trust sebagai lembaga filantropi yang dipercaya,”ujarnya.
Di tahap awal penjaringan nominator, panitia IFA Award menyaring data primer dan sekunder. Kemudian, peserta melalui tahap wawancara melalui daring. Ada lima aspek yang dinilai yakni cara presentasi, permasalahan dan penyelesaian, pertumbuhan fundraising, inovasi yang dilakukan dan dampak keberhasilan lembaga. Terdapat enam juri dalam penilaian IFA 2022.
Menurutnya, sejumlah nominee menunjukkan keragaman pilihan aktivitas kemanusiaannya, ada yang serius pada edukasi anti korupsi (ICW), kedermawanan umum (Gerak Bareng), lingkungan dan sanitasi (LAZ Harfa), dll. Nomenee juga dinilai dalam katagori fundraising kabupaten/kota, nasional atau internasional dan sebagainya.
Menurut Iqbal, sebagai pemerhati filantropi, setelah terjadinya kasus penyalahgunaan yang dilakukan sebuah lembaga filantropi, IFA Award menjadi momentum yang tepat –meskipun telah berlangsung beberapa kali tiap tahunnya. IFA 2022 secara tidak langsung menjadi “mitigasi tsunami filantropi.”
Perayaan Kedermawanan, ujarnya, secara elegan dalam wujud penjurian dan penilaian nominasi, awarding menjadi stimulan kelegaan masyarakat kemanusiaan setelah publik dipapar info yang sumir pihak pemerintah sebagai regulator dengan mempublikasikan pernyataan seperti sekian lembaga ditengarai bermodus seperti “Xyz” tanpa menyebut nama lembaga itu.
“Saya bersyukur, filantropi belum mati, Indonesia masih ada, orang-orang baik masih eksis!”ungkap Iqbal.