Lisa BLACKPINK Donasi Gaza, Brand Recognition Lembaga Meningkat

Di era digital yang serba cepat, perhatian publik sulit diperoleh. Namun satu aksi kecil dari seorang tokoh bisa menciptakan gelombang kepedulian global. Inilah yang terjadi ketika Lisa BLACKPINK menggelar thrift sale bertajuk “Welcome to Lisa’s Closet ”, 29 Juni 2025 di Korea Selatan yang menjual koleksi pakaian dan aksesori pribadinya, dan menyumbangkan seluruh hasil penjualan untuk korban konflik di Gaza, Myanmar, dan negara-negara lain.

Apa yang dilakukan Lisa tidak hanya menunjukkan empati pribadi, tetapi juga menciptakan gelombang kepedulian yang masif. Ribuan penggemarnya yang datang bukan hanya sekadar ingin belanja, melainkan menjadi bagian dari gerakan sosial. Terlepas dari gimmick atau pencitraan, di tangan Lisa, donasi bukan lagi sekadar aktivitas diam-diam, tapi sebuah aksi kolektif yang keren,dan bisa diikuti semua kalangan.

Sebagai lembaga konsultan, IFI melihat pelajaran penting bagi dunia fundraising dan branding lembaga sosial, yakni kolaborasi antara influencer, media sosial, dan kampanye digital bisa memperkuat brand recognition dan memperluas dampak kemanusiaan.

Lisa tidak asal memilih lembaga. Ia mempercayakan seluruh hasil thrift sale-nya kepada The Good Neighbors Foundation, sebuah LSM internasional yang berdiri sejak 1991 di Korea Selatan dan telah beroperasi di lebih dari 50 negara. Lembaga ini memiliki status konsultatif dengan PBB sejak 1996 dan berfokus pada isu-isu penting seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, dan bantuan darurat.

Ketika Lisa menyebut nama Good Neighbors, publik global yang sebelumnya belum mengenalnya langsung tertarik mencari tahu. Inilah yang disebut trust transfer dalam fundraising, reputasi influencer berpindah dan memperkuat citra lembaga yang ia dukung. Tanpa perlu beriklan besar-besaran, Good Neighbors mendapat exposure dan pengakuan luas hanya karena mereka dipilih oleh figur yang punya reputasi baik.

Yang juga menarik adalah bagaimana media sosial menjadi kanal penyebaran pesan kemanusiaan yang efektif dan emosional. Lisa tidak sekadar mengunggah poster ajakan berdonasi, tetapi hadir langsung di lokasi thrift sale, menyapa pengunjung, dan bahkan membantu melayani di kasir. Momen-momen ini dibagikan oleh para penggemar dan media, lalu menyebar secara organik di berbagai platform digital. Konten yang tersebar pun memenuhi tiga elemen utama dalam strategi kampanye digital yang efektif, edukatif, empatik, dan inspiratif. Edukatif, karena menyampaikan informasi tentang situasi kemanusiaan di Gaza secara ringan dan mudah dipahami. Empatik, karena menghadirkan emosi yang tulus dan menyentuh. Dan inspiratif, karena menunjukkan bahwa siapa pun bisa berkontribusi melalui cara yang sederhana.

Dari sudut pandang ilmu fundraising, ini menunjukkan kekuatan personal brand sebagai kanal donasi. Kepercayaan dibangun bukan hanya lewat lembaga, tapi juga lewat sosok yang sudah punya reputasi jujur, tulus, dan konsisten. Ketika dua reputasi itu digabung Lisa dan Good Neighbors hasilnya adalah kepercayaan publik yang meningkat drastis terhadap aksi dan lembaga.

Good Neighbors Makin Dikenal

Good Neighbors sendiri bukan lembaga baru. Mereka telah memiliki rekam jejak panjang di berbagai negara termasuk Indonesia, dengan program-program seperti penguatan ekonomi lokal, sekolah ramah anak, hingga bantuan darurat di lokasi konflik.

Good Neighbors Indonesia (Yayasan Gugah Nurani Indonesia) telah aktif sejak 2009, menjangkau masyarakat di lebih dari 10 provinsi. Mereka dikenal atas prinsip transparansi, keberpihakan pada akar rumput, dan program berkelanjutan. Namun, dibanding nama-nama besar lain, brand mereka masih kurang dikenal publik luas. Kolaborasi dengan Lisa menjadi momentum penting untuk meningkatkan brand recognition mereka secara global.

Tanpa perlu beriklan atau kampanye besar, Good Neighbors mendapatkan perhatian luas dari media dan netizen global hanya karena ia dipercaya  Lisa.

Aksi Lisa juga memperlihatkan kekuatan participatory fundraising, di mana publik tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut terlibat langsung dalam proses penggalangan dana. Para pengunjung yang datang ke acara thrift sale bukan hanya membeli pakaian milik selebriti, tetapi merasa menjadi bagian dari gerakan sosial. Ini menunjukkan bahwa personal branding seorang tokoh, jika dikelola secara konsisten dan terhubung dengan nilai-nilai kemanusiaan, bisa menjadi kanal donasi yang sangat kuat dan efektif.

Aksi Lisa adalah alarm pengingat bagi dunia filantropi bahwa cara orang berdonasi telah berubah. Influencer bukan lagi sekadar bintang iklan mereka bisa menjadi fundraising partner yang strategis. Dengan memilih mitra yang tepat, komunikasi yang transparan, dan aksi yang otentik, penggalangan dana bisa menembus ruang yang selama ini sulit dijangkau, ruang hati publik. Karena di era ini, satu unggahan tulus bisa lebih kuat dari seribu poster. Dan satu aksi nyata dari seorang publik figur bisa memicu gelombang solidaritas global.

Kolaborasi antara Lisa dan Good Neighbors adalah contoh nyata bagaimana brand recognition sebuah lembaga sosial bisa meningkat secara signifikan melalui strategi komunikasi yang cerdas dan kolaborasi yang tepat. Ini menjadi refleksi penting bagi banyak lembaga sosial di Indonesia,  apakah mereka siap jika suatu hari dipercaya oleh figur publik? Apakah identitas, transparansi, dan komunikasi lembaganya cukup kuat untuk memanfaatkan momentum kepercayaan publik?

Brand lembaga sosial tidak cukup dibangun dari slogan dan logo. Ia dibangun dari cerita, aksi nyata, dan siapa yang mempercayai lembaga tersebut. Ketika sebuah lembaga dipercaya oleh tokoh publik yang memiliki reputasi baik dan memanfaatkan media sosial secara otentik, maka kepercayaan publik akan tumbuh secara alami, bahkan tanpa perlu promosi besar-besaran.

Kolaborasi ini mengingatkan kita bahwa fundraising bukan sekadar soal uang, tapi soal hubungan, reputasi, dan komunikasi yang menyentuh. Di era ini, satu aksi nyata dari seorang publik figur bisa membentuk persepsi dan dukungan publik terhadap sebuah lembaga sosial dalam waktu singkat. Dan jika lembaganya siap, gelombang donasi dan kepercayaan itu bisa mengalir untuk jangka panjang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *